PERLUKAH, MEN-TYPO TULISAN SEBELUM TAYANG?
PERLUKAH, MEN-TYPO TULISAN SEBELUM TAYANG?
Oleh: DewiRo
Pada episode hari ke-156, saya pernah membahas tentang, swa sunting pentingkah?
Tentunya sangat penting. Semua ahli tulis, dalam Setiap karyanya yang membahas tentang kepenulisan, selalu menyebutkan pentingnya swa sunting atau mengedit naskah secara mandiri. yaitu penulis harus bisa jadi editor atau penyunting, atau swa sunting, menurut Wikipedia: Semua kontributor atau penyunting secara definisi adalah seorang penyunting (editor), oleh sebab itu, selain mereka berkontribusi dalam bentuk tulisan sebagai seorang penulis, maupun sebagai seorang penerjemah, mereka juga diharapkan untuk berperan sebagai seorang penyunting, dan teks yang mereka sunting termasuk teks yang mereka tulis/terjemahkan. Ini yang disebut sebagai menyunting tulisan kita sendiri, atau “swasunting.”
Wiih kereen bahasanya ya? Kata gampangnya menurut bahasa saya adalah, kita bisa typo tulisan kita, atau mengedit, bisa menambah dan mengurangi. Jadi bagi saya, penulis mutlak harus bisa menjadi editor, minimal tulisannya sendiri.
Memang pada dasarnya secara teori, mengedit atau editing adalah tugas editor. Tidak mudah, bukan saja mengoreksi bahasa, menyusun pengerjaan naskah, melengkapi naskah jika ada kekurangan, serta merencanakan tata letak dan desain. Beratkan? Tapi untuk pemula seperti saya, menjadi editing yang sangat sederhana dulu, yaitu mengoreksi tulisan kita sendiri. Minimal kita mengetahui istilah dan tugas para copy editing nama lain dari editor.
Sebaiknya para penulis, khususnya pemula harus belajar mengedit tulisannya sendiri, di baca lagi, untuk menghindari terjadinya salah pengetikan, kesalahan berbahasa, kaitan antarkalimat dan antarparagraf, sehingga keterpaduan kalimat bisa dibaca dengan enak. Karena kesalahan ejaan, pengetikan, tanda baca dan pemenggalan kata akan mempengaruhi makna juga kenyamanan pembaca. Jadi mutlak para penulis pemula pun harus punya wawasan dan ketrampilan, bisa menyunting tulisannya sendiri, sesuai dengan kaedah bahasa yang ada.
Hal ini terus terang, saya belum tahu apa-apa tentang kebahasaan, masih harus belajar lebih banyak lagi tentang hal-hal penting dalam menyunting sebuah tulisan.
Hal penting mendasar, yang harus di perhatikan dalam menyunting naskah dan masih sering membuat bingung, yaitu:
1. Penggunaan huruf kapital, dan tanda baca, kapan digunakan dan kapan tidak digunakan.
2. Penggunaan kata baku dan tidak baku, tanda penghubung, serapan dan bahasa asing.
3. Memperhatikan keterpaduan antarkalimat dalam paragraf dan antarparagraf dalam keseluruhan tulisan.
4. Memperhatikan daftar Pustaka, catatan kaki, indeks, terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah akademik atau buku.
Masih banyak hal, yang belum saya pahami, untuk itu penulis walau pemula harus berpedoman pada KBBI, EYD yang sekarang PUEBI, dan banyak lagi, dari pada bingung dan menghambat tulisan saya, maka sementara itu dulu.
Walau masih bingung, dan sampai saat ini masih sering salah, tidak apa ya berbagi sedikit, nanti silakan Anda yang lebih tahu untuk menyempurnakan tulisan ini.
Dari teori yang saya dapatkan, ada beberapa aturan kebahasaan yang dapat dijadikan pedoman menyunting.
A. KATA DEPAN
Kata depan ini harus ditulis terpisah seperti: dari, ke dan di, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Laptop itu terletak di meja
Saya akan pergi ke Singapura
Kucing itu muncul dari balik pintu
B. GABUNGAN KATA
1. Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contohnya:
orang tua
mata pelajaran
meja tulis
rumah sakit
kambing hitam
duta besar.
2. Termasuk istilah khusus, yaitu gabungan kata, yang bisa menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur-unsur yang bersangkutan.
Contohnya:
alat pandang-dengar
buku sejarah-baru
mesin-hitung tangan.
Hati-hati juga, kata yang sama tapi penulisanya berbeda. Bila membentuk kata benda (n: noun), diberi tanda dengan (-) atau disambung.
Apabila membentuk kata kerja maka menggunakan spasi (v: verb) sumber Satu Kata mediaguru, penulis Eko Prasetyo, S.S., M.I.Kom.
Contohnya: chek up (v)
Mas Paijo akan chek up (memeriksa) Kesehatan di RS Surya Dharma.
Chekup (n)
RS Surya Dharma akan mengadakan chekup (pemeriksaan) Kesehatan gratis.
Contoh lainnya:
Close up dan close-up
Come back dan cameback
Drop out dan dropout.
Dan lain-lain
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contohnya:
adakalanya
adikuasa
adidaya
barangkali
biasiswa
daripada
darmawisata
olahraga
saputangan
sukarela
kasatmata
manakala
adakalanya
Dan masih banyak lagi, seperti:
1. Kata atau frasa yang diikuti tanda koma (,) pada awal kalimat, kata yang didahului atau yang tidak didahului tanda koma (,).
2. Pasangan kata sambung
3. Dan sebagainya.
Untuk mempermudah teman-teman swa sunting, silakan para Gurusianer, bisa menggunakan pedoman yang sangat praktis. “Satu Kata mediaguru,” yaitu buku yang merupakanpedoman seiya sekata dalam penulisan, ditulis oleh Pemred MediaGuru, Mas Eko. Ini sebagai solusi kegamangan para penulis, khususnya dalam penulisan gaya selingkungnya MediaGuru. Jangan salah yang di maksud Mas Eko adalah gaya selingkung, bukan gaya selingkuh…
Masih banyak yang harus saya pelajari dari buku “Satu Kata mediaguru,” juga sumber yang lain.
Artikel selanjutnya, tentang banyak kata yang sering kita tulis ternyata salah seperti istiqomah, kata tersebut salah, yang benar bagaimana? Tunggu ya.
Semangat untuk saya (pemula) dan para penulis pemula.
Salam Literasi
Tagur ke-213
Baliku, 15 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda cantik ... Terimakasih infonya ...
Terima kasih atas semangatnya
Keren Bu De
Terima kasih bunda semangatnya keren juga untuk bunda
Semoga bermanfaat
Iya bun...wa sj beliau
Terima kasih bunda sangat bemanfaat sekali,saya mau punya buku "satu kata mediagurunya" bun, gimana caranya.Hubungi pemred langsung ya?.
Wa saja Pak Eko... Bun
Asyik..dapat ilmu baru..keren.. mantap..semoga bermanfaat dan bisa untuk koreksi diri...duh jadi malu..saya banyak salah..makasih Bunda cantik sudah berbagi ilmu..salam editing.
Terima kasih sayang atas agar dan motivasinya semoga bermanfaat
Keren sekali Bu
Terima kasih bunda semoga bermanfaat
Swa sunting memang perlu untuk sebuah tulisan. Kadang sebelum diterbitkan udah di swa sunting, tapi masih saja kita temukan kesalahan. Terima kasih ilmunya bude...
Iya benar banyak juga Bude juga masih salah saja hehehe
betul sekali..tapi masih sering salah nih aku..banyak malahan..sudah diteliti, masih aja nemu salah
Lah kok sama kasusnya Bude juga gitu perasaan udah bener nggak dikoreksi atau masih salah juga oke tetap semangat
Terima kasih ilmunya Bun, sangat bermanfaat
Terima kasih Bunda Rini atas hadirnya semoga bermanfaat
Terimakasih pencerahnnya ini penyakit saya yg sering salah ketik kalau menulis saya sudah follow bunda
maksih kembali bunda
Kereenn Bu. Terima kasih ilmunya. Salam sukses
Terima kasih bunda semoga bermanfaat semangat
Terima kasih infonya Bunda
Sama-sama semoga bermanfaat juga bunda